Rabu, 25 Februari 2015

Persib Pesta Gol di Laga Perdana AFC Cup

Persib Bandung meraih kemenangan 4-1 atas New Radiant pada pertandingan perdana penyisihan Grup H AFC Cup 2015, di Stadion Si Jalak Haroepat, Bandung, Rabu (25/2/2015). 

Tidak butuh waktu lama bagi Persib untuk unggul. Laga baru berjalan 14 menit, Ahmad Jufrianto sudah mengubah skor menjadi 1-0 setelah sukses membelokkan bola tendangan Tantan di muka gawang New Radiant. 

Gol tersebut membangkitkan semangat juang para Jufrianto dan kawan-kawan. Beberapa kali skuad asuhan Djadjang Nurjaman tersebut mendapatkan peluang emas untuk menambah keunggulan. 

Pada menit ke-25, New Radiant memperoleh peluang emas untuk menyamakan kedudukan. Beruntung bagi Persib, bola sepakan kencang Hamza dari depan kotak penalti masih menerpa mistar gawang.

Tiga menit sebelum turun minum, pendukung tuan rumah kembali bersorak. Kali ini giliran Makan Konate yang sukses mencatatkan namanya di papan skor untuk memperbesar keunggulan Persib menjadi 2-0. 

Unggul dua gol, Persib tidak mengendurkan serangan. Alhasil, babak pertama ditutup dengan skor 3-0 setelah bola tendangan mendatar Atep di kotak penalti gawang New Radiant tidak dapat diantisipasi oleh kiper Akhmedov.

New Radiant berhasil memperkecil kedudukan melalui gol Asad Ali pada menit ke-60. Umpan tarik Abdul Gani berhasil diteruskan Asad Ali melalui tendangan mendatar yang bolanya menghujam ke tengah gawang Persib. 

Persib mencoba kembali menekan New Radiant. Upaya mereka membuahkan hasil setelah Yandi Sofyan Munawar memaksa kiper New Radiant memungut bola dari gawangnya sendiri untuk kali keempat pada pada injury time. Skor 4-1 untuk Maung Bandung pun bertahan hingga pertandingan usai. 

Namun, beberapa peluang yang diperoleh mereka tidak dapat dikonversikan menjadi gol sehingga skor 3-1 tetap bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.

Jessica iskadar di peleceh seksualkan

- Jessica Iskandar baru-baru ini mengalami hal yang tidak menyenangkan. Hal itu lantaran ia telah menjadi korban pelecehan seksual. Kejadian buruk itu dialaminya saat ia melakukan perawatan di sebuah salon beberapa waktu lalu.

Beberapa waktu yang lalu, ia mengunggah foto di akun Instagram miliknya yang membenarkan kabar tersebut. Foto itu sendiri adalah surat laporan tindakan ini pada pihak yang berwajib.

"Ini pengalaman traumatik aku. Untuk semua wanita harap waspada dan berhati-hati. Beberapa hari lalu aku perawatan rambut di salon Irwan team, therapistnya melakukan pelecehan seksual dan pornografi sama aku. Saat aku sadar aku teriak minta tolong dan menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib. Hingga saat ini, hal itu menjadi traumatik buat aku. Untuk para wanita aku sarankan hanya melakukan perawatan dengan therapist perempuan. Waspada! Di situ aku merasa sedih," tulisnya pada kolom caption.

Jessica Iskandar alami pelecehan seksual © Instagram/Jessica Iskandar

Rupanya Jessica tak ingin menjadi ada korban lain yang berjatuhan. Dengan cara ini, ia berharap setiap wanita berhati-hati jika akan melakukan perawatan.

Pengalaman buruk yang menimpanya ini menarik perhatian netizen. Terbukti dari tak kurang dari tiga ribu follower-nya yang memberikan like sesaat ia mengunggah foto itu.

"Hati-hati ya kak Jessica mengerikan banget, tapi kakak nggak di apa-apain kan kak?" tulis seorang penggemar yang ikut prihatin dengan kasus ini. Well, kita doakan saja semoga pelaku yang melanggar norma asusila itu segera ditangkap.

Senin, 23 Februari 2015

Prediksi City vs Barcelona



Lionel Messi pengalaman menjebol gawang Joe Hart.

 - Lionel Messi diprediksi bakal menjadi pembeda pada duel perdelapan final Liga Champions antara Manchester City dan Barcelona di Stadion Etihad, Selasa malam atau Rabu (25/2/2015) dini hari WIB. 

Sejak tahun kalender berubah menjadi 2015, Messi seolah kembali menunjukkan ketajamannya yang sempat meredup. Jumlah 14 gol dari 11 pertandingan menjadikan dia sebagai striker tertajam di Eropa pada 2015. 

Messi pun bakal menjadi andalan Barcelona kala menghadapi City. Musim lalu, Messi-lah yang membuka keran gol Barcelona saat menang 2-0 di kandang City. Di Camp Nou pun, dia mencetak satu gol ke gawang Joe Hart. 

Sejauh ini, Messi memang tercatat sebagai striker tersubur di babak 16 besar Liga Champions. Dengan 17 gol, Messi unggul atas Cristiano Ronaldo (13) dan Thierry Henry (8). 

Dukungan kepada Messi kian kuat dengan keberadaan Luis Suarez yang pernah enam kali berduel dengan City. “Dia bisa bekerja sama dengan baik dan akan terus berkontribusi positif,” puji pelatih Luis Enrique. 

Melihat statistik Messi, tugas berat menanti Joe Hart. Kiper City itu harus berjibaku mengamankan gawangnya dari serbuan Barcelona 


Kebakaran yang hebo

Setelah lima jam, akhirnya petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api yang melumat kawasan Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (23/2/2015) malam. Api mulai membakar sekitar pukul 16.00 WIB sore tadi.

Wali kota Jakarta Pusat Manggara Pardede didampingi Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi datang meninjau lokasi kebakaran. Menurut Manggara saat ini tim pemadam kebakaran sedang melakukan pendinginan.
"Sudah padam, tetapi sedang dilakukan pendinginan," ujar Mangara. Kata dia, ada 10 RT di RW 1 Kelurahan Karang Anyar yang rumahnya habis dilalap api. 

"Jumlah tepatnya berapa kepala keluarga belum pasti, besok baru akan dilakukan pendataan, yang pasti api ini menghabiskan 10 RT di RW 1 Kelurahan Karang Anyar," ujarnya. 

Manggara megaku jajarannya sudah menyiapkan tempat pengungsian bagi warga yang kehilangan tempat tinggalnya. 

"Kita siapkan pengungsian di bawah fly over, di sana kita dirikan tenda-tenda bagi warga yang kehilangan rumahnya," ujar dia. [Baca: Rumah Terbakar, Warga Sawah Besar Mengungsi di Bawah Jembatan]

Dia mengakatakan, Pemkot Jakarta Pusat juga sudah menyiapkan makanan bagi para korban kebakaran. "Kita sudah siapkan, seragam sekolah dan alat tulis juga akan segera kita siapkan agar anak-anak bisa kembali bersekolah," ucapnya. 

Dari pantauan, saat ini situasi sudah mulai kondusif. Beberapa petugas pemadam sedang mendinginkan api. 

Terjadi pemadaman listrik di sejumlah tempat, tepatnya di sekitar lokasi kebakaran untuk menghindari merambatnya aliran listrik yang bisa menyebabkan kebakaran di tempat lain. 

Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Enam orang mengalami luka ringan akibat terkena percikan api dan serpihan hancuran kaca dan batu-batu tajam.

Ruki: Pemberantasan Korupsi Tak Bisa Dilakukan dengan Kompetisi dan Persaingan


Jampidsus Widyo Pramono, Jaksa Agung HM Prasetyo, Ketua KPK sementara Taufiequrrachman Ruki, dan jajaran pimpinan KPK Johan Budi SP dan Zulkarnain

Pelaksana Tugas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki mengatakan, sebagai lembaga penegak hukum, KPK, Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung harus bekerja sama dalam melakukan pemberantasan korupsi. Menurut dia, tanpa kerja sama yang baik, tindak pidana korupsi sulit dihapuskan.

"Tidak bisa dilakukan dengan cara kompetisi dan persaingan. Semua ini hanya bisa dilakukan dengan cara saling mengisi," kata Ruki, seusai bertemu Jaksa Agung HM Prasetyo di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (23/2/2015). 

Ruki mengatakan, ke depannya, kerja sama antara KPK dan Kejaksaan Agung akan ditingkatkan karena adanya kesamaan wewenang.

"Kejaksaan bisa melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sendiri. Itu akan di-organize," ujar Ruki.

Ruki menjelaskan, pembentukan KPK didasari karena minimnya kinerja Kejaksaan Agung dan Polri dalam hal penanganan korupsi. Oleh karena itu, menurut Ruki, jika penanganan kasus korupsi yang dilakukan Kejaksaan Agung meningkat baik dari segi kualitas mau pun kuantitas, KPK juga akan dianggap berhasil. Keberadaan KPK diharapkan dapat memberikan supervisi terhadap dua lembaga penegak hukum itu.

Jaksa Agung HM Prasetyo juga menyatakan hal yang sama. Menurut dia, sesuai dengan UU KPK, kehadiran KPK diharapkan mampu menjadi triger bagi lembaga penegak hukum lainnya. Namun, kata Prasetyo, meski KPK dianggap lebih berprestasi daripada Polri dan Kejaksaan Agung, KPK tidak boleh merasa di atas angin.

"Kami juga sepakat bahwa dengan kondisi seperti itu, antara kami bertiga KPK, Kejaksaan dan Kepolisian, tidak ada satu sama lain yang merasa lebih tinggi dan lebih hebat," katanya.

Ditinggal Ibunya di Taman, Bayi yang Baru Lahir Tewas Dimangsa Anjing

CEN/Mirror

Elda Esperanza Espino Garcia (23) ditahan kepolisian Honduras setelah dianggap menelantarkan bayinya sehingga akhirnya tewas dimangsa sekelompok anjing liar.

— Seorang bayi yang baru lahir tewas dimangsa sekelompok anjing liar setelah ditinggalkan ibunya di balik semak di sebuah desa di Honduras, Amerika Tengah.

Polisi menahan Elda Esperanza Espino Garcia, yang diduga sebagai ibu dari bayi malang yang ditinggalkan di semak selama 30 menit, sementara dia pulang ke rumah untuk mengambil selimut.

Perempuan berusia 23 tahun yang berasal dari desa La Zonita, Copan Ruinas, Honduras, yang selama ini berusaha keras menyembunyikan kehamilannya dari sang ayah, hanya bisa menyaksikan tanpa daya ketika sekelompok anjing liar menyerang bayinya.

Seorang tetangga, Carlos Moncada (37), langsung menelepon polisi setelah mendengar Elda, yang datang meminta tolong.

"Saat dia mengetuk pintu rumah saya, dia sangat ketakutan, menangis histeris dengan darah masih terlihat di kakinya," ujar Carlos.

"Awalnya saya pikir dia diserang seseorang. Namun, dia kemudian menceritakan apa yang terjadi, dan saya sangat terkejut," lanjut Carlos.

"Dia lalu membawa saya ke tempat anjing-anjing itu memangsa bayinya. Melihat kondisi bayi itu, saya hampir muntah," Carlos menambahkan.

Carlos mengatakan, dia sangat iba kepada Elda karena dia mengenal ayah perempuan itu, yang pasti tak akan menerima putrinya hamil sebelum menikah.

"Ayahnya pasti tak akan menerima kenyataan bahwa putrinya hamil di luar nikah. Namun, saya harus melakukan hal yang benar, yaitu melaporkan hal ini kepada polisi," kata Carlos.

Saat polisi tiba di lokasi kejadian, mereka masih menemukan sisa tubuh bayi yang baru lahir itu dengan tiga anjing berada di dekat jasadnya.

"Anjing-anjing itu tak mengizinkan kami mendekat sehingga kami terpaksa menembak mereka dengan senapan listrik. Mereka memakan kedua kaki dan tangan bayi itu," ujar seorang juru bicara kepolisian setempat.

Elda kini ditahan polisi dengan dakwaan pembunuhan anak-anak dan menelantarkan anak-anak.

Jatuh dari Gunung Setinggi 1.200 Meter, Pria Belanda Lolos dari Maut


Mirror

Mamitho Lendas (35) dan istrinya menceritakan pengalamannya jatuh dari ketinggian 1.200 meter dan selamat.

Senin, 23 Februari 2015 | 22:49 WIB

 - Seorang pria asal Belanda jatuh dari gunung setinggi lebih dari 1.200 meter di Sri Lanka saat mencoba mengambil foto istrinya. Sungguh ajaib pria tersebut ditemukan dalam kondisi selamat. 

Mamitho Lendas (35), yang baru menikah berbulan madu bersama istrinya ke Sri Lanka. Di negeri itu pasangan pengantin baru tersebut mendaki gunung Ujung Dunia yang merupakan salah satu tujuan wisata terkenal di Sri Lanka.

Saat mencoba mengabadikan foto istrinya, tanpa sadar Mamitho melangkah mundur hingga ke tepian jurang dan terjatuh.  "Saya mencoba mengambil foto istri saya dan salah melangkah. Sedetik kemudian saya terjatuh," kenang Mamitho.

Namun, keberuntungan masih memayungi pria ini. Dia terjatuh tepat ke sebuah pohon yang berada hampir di puncak gunung. Jadi dia hanya terjatuh setinggi 40 meter dan bukan 1.200 meter.

"Lalu saya duduk di atas pohon itu selama tiga setengah jam. Itu adalah tiga setengah jam terlama dalam hidup saya," tambah Mamitho.

Pria itu kemudian diselamatkan tentara Sri Lanka yang menggunakan tali untuk menarik Mamitho kembali ke atas puncak gunung. Komandan pasukan Sri Lanka mengatakan Mamitho adalah orang pertama yang selamat setelah jatuh dari puncak gunung itu.

"Dia sangat beruntung karena jatuh tepat ke atas sebuah pohon. Dia adalah orang pertama yang selamat setelah jatuh dari gunung Ujung Dunia," kata Jayanath Jayaweera, juru bicara Angkatan Darat Sri Lanka.

Setelah diselamatkan, Mamitho digotong menggunakan tandu sejauh hampir lima kilometer sebelum dibawa ke rumah sakit terdekat. Mamitho sendiri tidak mengalami luka serius akibat kecelakaan itu.

Gunung Ujung Dunia adalah salah satu tujuan wisata utama di Sri Lanka, terletak di dataran tinggi Horton yang merupakan kawasan suaka alam di negeri itu.  Pada 2011, Christopher Pilther (53), seorang turis asal Austria, tewas setelah terjatuh dari gunung itu ketika tengah berlibur.

Bali Nine Execution Deadline Soon, TNI Assures no Intervention


, Jakarta In trying to express their discontentment and disapproval regarding the decision of President Joko 'Jokowi' Widodo to implement an arguably sadistic capital punishment to a number of drugs-offenders from various countries, Brazil and Australia exerted all of their efforts to manoeuvre the President’s plan. It started with personal requests from the leaders of both countries, clemency requests of the death row inmates, moratorium and now threats of their ambassadors in Indonesia being summoned back to their country of origin.

Drugs issue in Indonesia synonymous to acute cancer. It is particularly difficult to remove, it may go away for a while. But like it or not, it will come back and haunt those who are susceptible to it. With many recent incidents and accidents on the streets due to drugs- usage, additionally, with the successful capture of the notorious group Wo Chi Ping originating from Hong Kong, Indonesia finally realizes the dire need of strategies to combat drugs. One of them is to execute those who distribute it within this country.

Once the chain is broken, it is easier to penetrate the smaller dealers and prevent them from distributing it even further. Eventually, with the distribution becoming lessened, buyers will have no access to the drugs and they will be exhausted due to its scarcity. By executing those who have been named drugs-dealers, President Jokowi thinks this will create a deterrent effect to others. So, those who see Indonesia as sadistic will reconsider their actions should they decide to do drugs.

This decision of course, is rejected by the Australian Prime Minister, Tony Abbot and the brazillian President, Dilma Rousseff. This is primarily because their citizens are the subjects to such capital punishment. There was even a notion claiming that President Jokowi is being racist. However, this statement ws immediately rebuked, knowing that President Jokowi also instructed the firing squad to execute Indonesian citizen who was believed to be the courier of her drug-dealing friend. Thus, in this particular circumstance, President Jokowi is trying to be fair as he does not take into account the fact that some of the death row inmates belong to his nation.

But surely, criticism and anger will deteriorate as long as the execution continues. The Secretary General of The United Nation, Ban Ki Moon also complained by requesting for Indonesia to stop applying such capital punishment for drugs-offenders. Indonesia however, remains true to its unwavering ambition to punish those who have ruined the nation by distributing drugs in Indonesia. President Jokowi rationale is that executing two people who probably have indirectly killed hundreds or thousands due to the drugs given or distributed.

With rejections coming from all over the world, securing the perimeter for the execution process is of great importance. In trying to assure the security throughout the process, the Indonesian Armed Forces Commander Jenderal Moeldoko said that he has readied his troops to secure the parameter and make sure that the execution goes well without any intervention from any other party.

"We are militarily ready to handle any kind of situation, including the ones that try to halt or stop the execution process," Moeldoko said shortly after a meeting with GP Anshor at the TNI headquarters, Cilangkap, Jakarta, Monday (23/02/2015).

Moeldoko said that all the manouvres done by both Australia and Brazil are ways for them to achieve their very own political and parochial interest. While it is true that this matter is based on political reason, the presence of armed forces is deemed necessary to assure the safety of all.

"In the context of politics, it is surely none of my business. But as for the safety and sovereignty of my country, I will do whatever it takes to secure it. Don’t mess with me," Moeldoko firmly stated. 

TNI has anticipated all kinds of unwanted events throughout the execution. That is why he reminds all parties and individuals to stay away and not hinder the process as the consequence will be too much to bear.

"I will not let anyone hinder the execution process. If anyone dares to halt the process, they have to face the consequences," Moeldoko concluded. (Akp/Mut)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.

Sindir PM Abbott, Anggota DPR Ikut Kumpulkan Koin untuk Australia


Jakarta - Pengumpulan koin untuk Australia dilakukan sejumlah elemen masyarakat sebagai protes terhadap pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang menyinggung bantuan negaranya sebesar 1 miliar dolar kepada Indonesia saat bencana tsunami Aceh. Pernyataan Abbot itu terkait dengan eksekusi mati 2 warga Australia.

Salah satunya dilakukan di depan Gedung Nusantara III DPR, Senayan, Jakarta. Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy menggelar pengumpulan 'Koin untuk Australia". Hal itu dilakukan, sebagai tekanan balasan atas pernyataan Abbott.

"Kita balas dengan melakukan pressuresama, kalau dianggap utang kita sama-sama kembalikan utang, tidak ada soal hukuman mati Bali Nine itu," kata Lukman, Senin (23/2/2015).

Politisi PKB itu menuturkan, dia mengirimkan pesan melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada legislator yang lain untuk melakukan hal yang sama.

"Lewat BBM, ke teman-teman media juga, mereka reses ada jadwal ke Dapil, bagi yang masih di Jakarta bisa mengutus koin ke sini," tutur dia.

Lukman menegaskan, kedaulatan hukum di Indonesia tidak boleh diintervensi oleh negara luar terlebih terkait kasus kejahatan narkotika. 

"Soal kedaulatan hukum tidak bisa dihitung. Saya mengajak Anggota DPR lain dan kawan pers untuk ikut serta dalam pengumpulan koin ini," tandas Lukman Edy.

PM Abbott mengatakan pihaknya bakal sangat sedih dan kecewa bila Pemerintah Indonesia tetap mengeksekusi mati 2 warganya, terpidana mati 'Bali Nine', Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Untuk itu, dia meminta agar Jakarta mempertimbangkan rasa kemanusiaan seperti yang pihaknya pernah lakukan saat bencana tsunami Aceh.

"Jangan lupa, beberapa tahun lalu, saat Indonesia dilanda tsunami di Samudera Hindia, Australia mengirim bantuan senilai $ 1 miliar. Kami juga kirim kontingen angkatan bersenjata untuk membantu Indonesia atas dasar kemanusiaan." ujar Abbott, seperti dimuat News.com.au. (Mvi/Mut)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.

Mahasiswa Malang Turut Galang 'Koin Tsunami' untuk Australia

Malang - Gelombang aksi penggalangan koin untuk Australia terus berlanjut. Di Malang, Jawa Timur, sejumlah organisasi mahasiswa menggelar aksi 'koin tsunami' tersebut di sejumlah titik. Aksi tersebut direspons positif oleh masyarakat yang tak ragu menyumbangkan koin.

Sejumlah aksi itu antara lain digelar oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Malang di 3 titik, yakni di halaman muka Stasiun Kota Baru dan di depan Malang Town Square serta di Jalan Ijen. Sedangkan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Malang menggelar aksi serupa di pertigaan Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang.

"Australia tidak ikhlas saat menyumbang bencana tsunami Aceh, buktinya bantuan itu diungkit-ungkit. Lebih baik kita kembalikan saja, koin yang kita sumbangkan itu kirim saja ke Australia," ucap Zainal, seorang penyumbang koin di depan Stasiun Kota Baru, Malang, Senin (23/2/2015).

Zainal mendukung sikap tegas pemerintah Indonesia yang akan mengeksekusi mati para pengedar narkoba. Apalagi hukuman mati itu diberikan tidak pandang bulu kepada warga negara asing yang terlibat sindikat peredaran narkoba.

"Pengedar narkoba yang dihukum mati itu kan ada juga dari Brasil, Nigeria dan sebagainya. Kalau ada warga dari Australia yang terlibat dan dihukum, ya dihukum saja, tidak perlu tebang pilih. Pemerintah sudah sepatutnya bersikap tegas, tidak perlu takut," lanjut Zainal.

Koordinator aksi koin untuk Australia dari GMNI Malang, Andryanto Galus Jago mengatakan, aksi koin untuk Negeri Kanguru itu akan dihelat selama beberapa hari. Koin yang terkumpul akan dikirim ke Australia melalui pemerintah daerah.

"Mungkin nanti bisa kita kirim ke Kedutaan Besar Australia melalui Pemkot Malang. Ini sebagai bukti bahwa Australia tidak boleh mengintervensi hukum kita meski mengungkit lagi sumbangan untuk bencana tsunami Aceh," ujar Andryanto.

Kooordinator aksi PMII Malang, Aminullah menegaskan, pemerintah tidak perlu ragu untuk bersikap tegas dengan menghukum mati gembong narkoba. Ucapan Perdana Menteri Australia Tony Abbot pun dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia.

"Tony Abbott itu melecehkan masyarakat Aceh dan bangsa Indonesia. Tonny harus meminta maaf. Presiden Jokowi tidak perlu takut untuk mengambil sikap tegas," ucap Aminullah.

Aksi yang digelar oleh organisasi mahasiswa itu sendiri mendapat respons positif dari masyarakat. Mereka tidak ragu untuk mendonasikan koin untuk Australia melalui para mahasiswa tersebut. (Ans/Mut)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.

Bali Nine Execution Deadline Soon, TNI Assures no Intervention


, Jakarta In trying to express their discontentment and disapproval regarding the decision of President Joko 'Jokowi' Widodo to implement an arguably sadistic capital punishment to a number of drugs-offenders from various countries, Brazil and Australia exerted all of their efforts to manoeuvre the President’s plan. It started with personal requests from the leaders of both countries, clemency requests of the death row inmates, moratorium and now threats of their ambassadors in Indonesia being summoned back to their country of origin.

Drugs issue in Indonesia synonymous to acute cancer. It is particularly difficult to remove, it may go away for a while. But like it or not, it will come back and haunt those who are susceptible to it. With many recent incidents and accidents on the streets due to drugs- usage, additionally, with the successful capture of the notorious group Wo Chi Ping originating from Hong Kong, Indonesia finally realizes the dire need of strategies to combat drugs. One of them is to execute those who distribute it within this country.

Once the chain is broken, it is easier to penetrate the smaller dealers and prevent them from distributing it even further. Eventually, with the distribution becoming lessened, buyers will have no access to the drugs and they will be exhausted due to its scarcity. By executing those who have been named drugs-dealers, President Jokowi thinks this will create a deterrent effect to others. So, those who see Indonesia as sadistic will reconsider their actions should they decide to do drugs.

This decision of course, is rejected by the Australian Prime Minister, Tony Abbot and the brazillian President, Dilma Rousseff. This is primarily because their citizens are the subjects to such capital punishment. There was even a notion claiming that President Jokowi is being racist. However, this statement ws immediately rebuked, knowing that President Jokowi also instructed the firing squad to execute Indonesian citizen who was believed to be the courier of her drug-dealing friend. Thus, in this particular circumstance, President Jokowi is trying to be fair as he does not take into account the fact that some of the death row inmates belong to his nation.

But surely, criticism and anger will deteriorate as long as the execution continues. The Secretary General of The United Nation, Ban Ki Moon also complained by requesting for Indonesia to stop applying such capital punishment for drugs-offenders. Indonesia however, remains true to its unwavering ambition to punish those who have ruined the nation by distributing drugs in Indonesia. President Jokowi rationale is that executing two people who probably have indirectly killed hundreds or thousands due to the drugs given or distributed.

With rejections coming from all over the world, securing the perimeter for the execution process is of great importance. In trying to assure the security throughout the process, the Indonesian Armed Forces Commander Jenderal Moeldoko said that he has readied his troops to secure the parameter and make sure that the execution goes well without any intervention from any other party.

"We are militarily ready to handle any kind of situation, including the ones that try to halt or stop the execution process," Moeldoko said shortly after a meeting with GP Anshor at the TNI headquarters, Cilangkap, Jakarta, Monday (23/02/2015).

Moeldoko said that all the manouvres done by both Australia and Brazil are ways for them to achieve their very own political and parochial interest. While it is true that this matter is based on political reason, the presence of armed forces is deemed necessary to assure the safety of all.

"In the context of politics, it is surely none of my business. But as for the safety and sovereignty of my country, I will do whatever it takes to secure it. Don’t mess with me," Moeldoko firmly stated. 

TNI has anticipated all kinds of unwanted events throughout the execution. That is why he reminds all parties and individuals to stay away and not hinder the process as the consequence will be too much to bear.

"I will not let anyone hinder the execution process. If anyone dares to halt the process, they have to face the consequences," Moeldoko concluded. (Akp/Mut)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.

Bali Nine Execution Deadline Soon, TNI Assures no Intervention


, Jakarta In trying to express their discontentment and disapproval regarding the decision of President Joko 'Jokowi' Widodo to implement an arguably sadistic capital punishment to a number of drugs-offenders from various countries, Brazil and Australia exerted all of their efforts to manoeuvre the President’s plan. It started with personal requests from the leaders of both countries, clemency requests of the death row inmates, moratorium and now threats of their ambassadors in Indonesia being summoned back to their country of origin.

Drugs issue in Indonesia synonymous to acute cancer. It is particularly difficult to remove, it may go away for a while. But like it or not, it will come back and haunt those who are susceptible to it. With many recent incidents and accidents on the streets due to drugs- usage, additionally, with the successful capture of the notorious group Wo Chi Ping originating from Hong Kong, Indonesia finally realizes the dire need of strategies to combat drugs. One of them is to execute those who distribute it within this country.

Once the chain is broken, it is easier to penetrate the smaller dealers and prevent them from distributing it even further. Eventually, with the distribution becoming lessened, buyers will have no access to the drugs and they will be exhausted due to its scarcity. By executing those who have been named drugs-dealers, President Jokowi thinks this will create a deterrent effect to others. So, those who see Indonesia as sadistic will reconsider their actions should they decide to do drugs.

This decision of course, is rejected by the Australian Prime Minister, Tony Abbot and the brazillian President, Dilma Rousseff. This is primarily because their citizens are the subjects to such capital punishment. There was even a notion claiming that President Jokowi is being racist. However, this statement ws immediately rebuked, knowing that President Jokowi also instructed the firing squad to execute Indonesian citizen who was believed to be the courier of her drug-dealing friend. Thus, in this particular circumstance, President Jokowi is trying to be fair as he does not take into account the fact that some of the death row inmates belong to his nation.

But surely, criticism and anger will deteriorate as long as the execution continues. The Secretary General of The United Nation, Ban Ki Moon also complained by requesting for Indonesia to stop applying such capital punishment for drugs-offenders. Indonesia however, remains true to its unwavering ambition to punish those who have ruined the nation by distributing drugs in Indonesia. President Jokowi rationale is that executing two people who probably have indirectly killed hundreds or thousands due to the drugs given or distributed.

With rejections coming from all over the world, securing the perimeter for the execution process is of great importance. In trying to assure the security throughout the process, the Indonesian Armed Forces Commander Jenderal Moeldoko said that he has readied his troops to secure the parameter and make sure that the execution goes well without any intervention from any other party.

"We are militarily ready to handle any kind of situation, including the ones that try to halt or stop the execution process," Moeldoko said shortly after a meeting with GP Anshor at the TNI headquarters, Cilangkap, Jakarta, Monday (23/02/2015).

Moeldoko said that all the manouvres done by both Australia and Brazil are ways for them to achieve their very own political and parochial interest. While it is true that this matter is based on political reason, the presence of armed forces is deemed necessary to assure the safety of all.

"In the context of politics, it is surely none of my business. But as for the safety and sovereignty of my country, I will do whatever it takes to secure it. Don’t mess with me," Moeldoko firmly stated. 

TNI has anticipated all kinds of unwanted events throughout the execution. That is why he reminds all parties and individuals to stay away and not hinder the process as the consequence will be too much to bear.

"I will not let anyone hinder the execution process. If anyone dares to halt the process, they have to face the consequences," Moeldoko concluded. (Akp/Mut)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.

Mahasiswa Malang Turut Galang 'Koin Tsunami' untuk Australia

Malang - Gelombang aksi penggalangan koin untuk Australia terus berlanjut. Di Malang, Jawa Timur, sejumlah organisasi mahasiswa menggelar aksi 'koin tsunami' tersebut di sejumlah titik. Aksi tersebut direspons positif oleh masyarakat yang tak ragu menyumbangkan koin.

Sejumlah aksi itu antara lain digelar oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Malang di 3 titik, yakni di halaman muka Stasiun Kota Baru dan di depan Malang Town Square serta di Jalan Ijen. Sedangkan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Malang menggelar aksi serupa di pertigaan Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang.

"Australia tidak ikhlas saat menyumbang bencana tsunami Aceh, buktinya bantuan itu diungkit-ungkit. Lebih baik kita kembalikan saja, koin yang kita sumbangkan itu kirim saja ke Australia," ucap Zainal, seorang penyumbang koin di depan Stasiun Kota Baru, Malang, Senin (23/2/2015).

Zainal mendukung sikap tegas pemerintah Indonesia yang akan mengeksekusi mati para pengedar narkoba. Apalagi hukuman mati itu diberikan tidak pandang bulu kepada warga negara asing yang terlibat sindikat peredaran narkoba.

"Pengedar narkoba yang dihukum mati itu kan ada juga dari Brasil, Nigeria dan sebagainya. Kalau ada warga dari Australia yang terlibat dan dihukum, ya dihukum saja, tidak perlu tebang pilih. Pemerintah sudah sepatutnya bersikap tegas, tidak perlu takut," lanjut Zainal.

Koordinator aksi koin untuk Australia dari GMNI Malang, Andryanto Galus Jago mengatakan, aksi koin untuk Negeri Kanguru itu akan dihelat selama beberapa hari. Koin yang terkumpul akan dikirim ke Australia melalui pemerintah daerah.

"Mungkin nanti bisa kita kirim ke Kedutaan Besar Australia melalui Pemkot Malang. Ini sebagai bukti bahwa Australia tidak boleh mengintervensi hukum kita meski mengungkit lagi sumbangan untuk bencana tsunami Aceh," ujar Andryanto.

Kooordinator aksi PMII Malang, Aminullah menegaskan, pemerintah tidak perlu ragu untuk bersikap tegas dengan menghukum mati gembong narkoba. Ucapan Perdana Menteri Australia Tony Abbot pun dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia.

"Tony Abbott itu melecehkan masyarakat Aceh dan bangsa Indonesia. Tonny harus meminta maaf. Presiden Jokowi tidak perlu takut untuk mengambil sikap tegas," ucap Aminullah.

Aksi yang digelar oleh organisasi mahasiswa itu sendiri mendapat respons positif dari masyarakat. Mereka tidak ragu untuk mendonasikan koin untuk Australia melalui para mahasiswa tersebut. (Ans/Mut)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.

Drajad PAN: Saya Tidak Dimajukan Hatta Hadapi Zulkifli



- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad H Wibowo kembali menegaskan jika dirinya tidak akan menggantikan Hatta Rajasa dalam bursa pemilihan Ketua Umum PAN di Kongres ke-4 Bali yang akan digelar 28 Februari hingga 2 Maret 2015.

"Jadi isu saya yang dimajukan Pak Hatta untuk berhadapan dengan Pak Zulkifli Hasan tidak ada. Dari awal saat saya koalisi dengan Pak Hatta ya konsepnya saya dukung Pak Hatta jadi ketua umum lagi," kata Drajad di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Drajad pun membeberkan alasan dirinya tetap mendukung Hatta. Kinerja Hatta sudah terbukti membawa PAN memperoleh suara tertinggi sepanjang sejarah partai berlambang matahari itu.

"Suara PAN (Pileg 2014) 7,59 persen belum pernah ada sejak PAN berdiri. Itu cuma Pak Hatta yang berhasil. Karena sejak reformasi sampai 2009 kita turun terus. Pak Hatta berhasil menaikkan dengan tajam, bahkan lebih tinggi dari tahun awal 1999. Hatta pasti punya strategi cerdas dengan kerja keras," beber Drajad

Alasan lainnya, Drajad menambahkan, adalah faktor pertimbangan Pemilu 2019 mendatang. Hal tersebut merupakan alasan krusial dan mendasar. Hatta sudah banyak dikenal masyarakat luas. Jadi PAN tidak perlu berkeja ekstra keras untuk mengenalkan Hatta ke masyarakat.

"Sebagian masyarakat sudah melihat gimana Pak Hatta saat debat capres kemarin. Ini modal berharga. Tahun 2019 sentimen terhadap PAN tidak ada. Bisa jadi ke Jokowi. Karena normal siapa pun yang memerintah akan mendapat imbas negatif dalam bentuk kritik," papar Drajad.

Wacana Konvensi Capres

Mengenai wacana konvensi calon presiden (capres), menurut Drajad, hal tersebut hanya bagus dari sisi pemberitaan saja.

"Kalau konvensi dari sisi pemberitaan bagus, tapi sampai saat ini belum ada presiden menang dari hasil konvensi," kata Drajad.

Menurut Drajad, konvensi capres harus diperhitungkan betul manfaatnya. Sebab jika belajar dari konvensi yang pernah digelar partai lain, konvensi ini tidak terlalu membuahkan hasil manis.

"Bukan anti-konvensi, tapi kita harus hitung betul manfaatnya," ucap dia.

Dia kembali mencontohkan, berdasarkan pengalaman konvensi yang pernah dilakukan Partai Golkar tahun 2004 silam, calon yang menang tidak mendapatkan dukungan infrastruktur partai.

"Pengalaman Golkar calon yang menang konvensi tidak didukung infrastruktur partai. Karena pemenangnya itu bukan pimpinan partai. Ketika calon yang lolos konvensi meminta dukungan infrastruktur partai itu bagai kalah sebelum bertanding," demikian Drajad. (Han/Sss)

Hukuman terberat ini diberikan kepada para pelanggar hukum dengan kasus yang beragam, di antaranya pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Kabag Penum Polri Komisaris Besar Pol Rikwanto mengatakan, pemanggilan ini merupakan penjadwalan ulang terhadap Syahrini.

Sejumlah manuver dilancarkan pemerintah Australia dan Brasil sebagai protes atas keputusan eksekusi mati warganya oleh Indonesia.

Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto mendapat perlakuan tidak mengenakan, diusir dalam acara formal penyerahan credential.